Pening

Yang di lihat tak tercapai
Yang di gengam tak selamanya di tangan
Seperti melihat bulan di air
Indahnya ada, memilikinya jauh dari nyata

Memikir fantasi untuk mencapai realiti

zuhair irfan

Panas

Diriku Sedang di uji
Berteman rasa panas membengkak
Iman diculik rasa amarah
Membengkak subur meliputi jiwa
Membunuh jiwa berakal nyata

Lelah diriku mengawal alur
Lahar bahang tidak tersembur
Melutut kaku sebagai senjata
Agar amarah tidak melata

zuhair irfan

Diri

Mengapa diri selalu menderhakai,
Titah Tuhan yang perlu di turuti,
Bukan diri tak takut di murkai,
Cuma lalai selalu mendahului,

Ku fikir-fikir cara mengatasi,
Ku cuba dengan mengenali diri,
Bertanya orang perihal sendiri,
Tidak ku temui salah yang ku tanggungi,

Akhirnya aku bertanya sendiri,
Kepada hati yang aku miliki, 
Di dalam gelap di perbatasan hati,
Datanglah jawapan menyerahkan isi.

zuhair irfan

Hati

Hati-hati memilih kawan,
Kerna tidak ramai kawan mampu menjadi teman,
Teman bukan sekadar hiasan,
Untuk ketawa dalam hiburan,
Tapi menjadi kekuatan,
Untuk kesedihan dalam kehidupan.

Kalau silap memilih kawan,
Merana diri di hari kemudian,
Hati sakit tidak tertahan,
Kenangkan nasib kerna di tinggalkan.

Teman sejati sukar di temukan,
Hanya satu dalam ribuan,
Bagai mencari permata hiasan,
Dalam longgokkan kaca buangan.

zuhair irfan

Asas yang Tersirat

Allah
Kau maha kuasa
Kau maha bijaksana
mengatur langit dan bumi
mengatur bintang matahari
hatta sebutir nasi untuk di suapi
tidak ada yang terlepas dari pengaturan Mu

Allah
aku yakini semua itu tanpa sangsi
tapi aku juga yakin, keadilan merupakan salah satu isi
setiap rencana Mu yang penuh misteri
meskipun berat rasa di hati
tapi kebaikannya tetap meliputi
walaupun kami tidak menyedari

zuhair irfan

Rezeki?

usia berjalan tanpa henti
menempuh segala yang menghalangi
meliuk lentuk seolah sudah berisi
sedangkan hakikat rezeki 
masih kurang di mengerti

zuhair irfan

Mutiara Yang Tercicir

ilmu tuhan luas terbentang
merangkumi segala tanpa terkecuali
diberi percuma kepada yang mencari
yang tamakkan mutiara
di laut murni

zuhair irfan